Dinilai Lecehkan Umat Islam, FKUB Sulsel minta Pendeta Gilbert tunda Kunjungan di Makassar

112
SURAT PERNYATAAN FKUB SULSEL

INDONESIANUPDATE | Makassar, Guna menjaga kedamaian dan harmoni kehidupan umat beragama di Sulawesi Selatan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulsel mengeluarkan pernyataan sikap perihal video Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral di media sosial dalam sebuah acara di gereja yang diduga melecehkan umat islam.

Berikut isi pernyataan sikap FKUB Sulsel, perihal Video Pendeta Gilbert Lumoindong, dengan nomor : 11/FKUB-SS/IV/2024, tertanggal, 15 April 2024

Pertama, mengimbau kepada seluruh umat beragama khususnya masyarakat Sulsel dan Bangsa Indonesia secara umum untuk tetap menjaga toleransi dan kerukunan umat  beragama agar tercipta masyarakat dan lingkungan yang harmonis.

Kedua, Kepada semua tokoh agama dan semua penganut umat beragama agar menghargai keyakinan umat agama lain. Tidak menjadikan guyonan yang dapat menimbulkan ketersinggungan bagi penganut agama tertentu.

Ketiga, permohonan kepada para Majelis-majelis agama  dalam menyampaikan dakwah, siraman rohani kepada umatnya agar memberi kesejukan dalam menjaga harmoni umat beragama agar damai dan kondusif.

Keempat, kepada pihak yang berwenang agar mengusut video yang viral, diduga kuat diperankan oleh Gilbert Lumoindong, termasuk mengusut pelaku yang mengedit video tersebut yang mungkin berbeda dengan keinginan Pdt Gilbert Lumoindong.

Dan terakhir, mengharap Perayaan Paskah berjalan dengan khidmat dengan menunda untuk menghadirkan Pendeta Gilbert ke Kota Makassar, hingga penyelesaian masalah Video yang bersangkutan telah dianggap selesai.

Demikian pernyataan sikap FKUB Sulsel yang ditandatangani oleh Ketua Umum FKUB Sulsel, Prof.Dr.H.Wahyuddin Naro, M.Hum dan Sekretaris Umum, Gede Durahman, SE.

Sebelumnya, dalam video 59 detik tersebut, Gilbert membandingkan lebih mudahnya beribadah di agamanya yang dilakukan hanya seminggu sekali dan tidak perlu ada ritual bersih-bersih anggota tubuh ataupun gerakan-gerakan yang membuat capek.

“Kita kan bayar 10 persen, makanya kebaktian kita tenang aja, paling berdiri, tepuk (tangan), ya santai,” ujarnya.

Kemudian dia membandingkan dengan umat Islam yang memiliki kewajban membayar zakat 2,5 persen dan solat.(*)