Wali Kota Makassar Tinjau Situs Proyek RISE di Bonelengga dan Untia

29
Walikota Makassar Munafri Arifuddin saat meninjau proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE) di Kampung Bonelengga, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya pada Minggu (23/3/2025).(DOK)

INDONESIANUPDATE.ID, MAKASSAR | Walikota Makassar Munafri Arifuddin meninjau proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE) di Kampung Bonelengga, Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya pada Minggu (23/3/2025).

Program RISE yang didukung oleh Kemitraan Indonesia – Australia untuk Infrastruktur (KIAT), Monash University dan Universitas Hasanuddin ini berfokus pada pembangunan infrastruktur berbasis alam untuk meningkatkan sanitasi, pengelolaan limbah, serta ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.

Didampingi Chief Investigator RISE, Ihsan Latief, Munafri melihat langsung sejumlah proyek yang telah dibangun. Di antaranya sistem pengolahan limbah lahan basah berbasis alam, perbaikan drainase, pembuatan jalur limpahan air untuk menangani banjir, serta sistem saluran pembuangan bertekanan untuk mengalirkan limbah dari dataran rendah.

“Terus terang saya amazed lihat ini, project yang dilakukan ini benar-benar project yang memberikan edukasi yang sangat baik tentang lingkungan kepada masyarakat,” ujar Munafri saat meninjau kondisi infrastruktur yang telah dibangun.

Menurutnya, program ini mengajarkan bagaimana proses sanitasi masyarakat harus terintegrasi dengan sistem infrastruktur yang lebih luas, tidak hanya sekadar membangun septic tank atau pressure tank secara terpisah.

“Sangat beruntung Makassar bisa menjadi salah satu project percontohan, satu di Suva-Fiji, dan satu di Makassar-Indonesia,” kata Munafri.

Dia menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya mencakup pembangunan sistem sanitasi, tetapi juga melibatkan perbaikan jalan dan saluran drainase, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih layak huni bagi masyarakat.

Oleh karena itu, Munafri menilai perlunya dukungan tambahan dari pemerintah untuk melengkapi infrastruktur yang belum tercover dalam proyek RISE.

Selain manfaat lingkungan, Munafri juga melihat peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan program ini dalam meningkatkan ekonomi lokal.

Dia mengungkapkan kemungkinan pengembangan program pemberdayaan seperti urban farming dan pemanfaatan lahan sempit, yang dapat membantu warga mendapatkan penghasilan tambahan sambil menjaga kebersihan lingkungan mereka.

Menurutnya, kesadaran ini menjadi modal penting dalam menjaga keberlanjutan program, sekaligus memastikan bahwa lingkungan yang sudah tertata rapi tidak kembali tercemar.

Sejak dijalankan pada 2018 silam, saat ini program RISE sudah berjalan di lima titik di Kota Makassar, yakni di Untia, Alla-Alla, Bonelengga, Barombong, dan Tallo.

Selain itu, RISE juga telah memfasilitasi pembentukan KePoLink (Kelompok Pengelola Lingkungan – Komunitas Management Group) di 12 lokasi.

Organisasi Penyandang Disabilitas (PERDIK) telah melaksanakan Pelatihan Inklusi Disabilitas dan melakukan peninjauan desain teknik, menghasilkan desain aksesibilitas yang lebih baik pada tangga, landai, dan pegangan tangan di tempat kerja RISE.

RISE juga telah mempromosikan untuk mempekerjakan perempuan kepada kontraktor dimana kontraktor telah mempekerjakan 15 perempuan (28%) dari total tenaga kerja, pada penyusunan, pekerjaan logistik dan administrasi.

Melalui proyek ini, lebih dari 1.400 penduduk di 325 rumah tangga di permukiman kumuh Makassar telah menerima manfaat langsung.(*)