Panitia Arogan
Tidak hanya wasit yang dikeluhkan. Manajemen Footballist FC juga mengeluhkan sikap oknum panitia yang melakukan intimidasi dan tidak komitmen dengan jadwal pertandingan. Salah satunya dengan pemindahan lapangan tanpa berkoordinasi dengan tim yang akan bertanding.
“Pemindahan lapangan yang sudah terjadwal oleh panitia, tiba-tiba dirubah sepihak oleh panitia sendiri. Tak ada konfirmasi sebelumnya ke kami. Tiba-tiba dirubah dari lapangan 1 ke lapangan 2. Saat kami mempertanyakan ke panitia ada oknum yang mengancam akan mendiskualifikasi kami jika tidak mengikuti keinginan panitia. Lucu kan?” sambat Imam.
Pemindahan lapangan bagi seorang pelatih tentu saja akan mempengaruhi pola permainan, komposisi pemain dan strategi yang akan diterapkan. Sebagai pelatih yang sudah malang melintang di dunia sepakbola, baik mini soccer maupun futsal, Imam sudah menyusun strategi sebelum anak asunya turun lapangan.
“Sesuai jadwal yang kami terima, kita main di lapangan 1. Karakter dua lapangan yang digunakan dalam turnamen ini berbeda. Saya aturlah strategi sesuai karakter lapangan 1 yang akan kami pakai. Lapangan ini agak luas. Tiba-tiba saat mau main panitia secara sepihak memindahkan lapangan pertandingan. Dari lapangan 1 ke lapangan 2. Ini kan kacau. Karena akan mempengaruhi permainan di lapangan,” sebut Imam.
Saat dia pertanyakan ke panitia, Adi salah satu panitia dengan arogannya mengancam dan mengintimidasi sang pelatih. “Kalau tidak mau ikuti keinginan panitia saya akan diskualifikasi,” teriak Adi dengan arogannya di depan pemain, pelatih dan official tim.
Hal itu disaksikan puluhan orang yang ada di venue pertandingan. Motivasi dan sikap arogan panitia ini tentu saja dipertanyakan. Apalagi lawan yang dihadapi oleh Footballist di babak perempat final adalah tim lokal yang diduga punya kedekatan dengan sang oknum panitia
“Ini tidak mencerminkan sebagai panitia yang baik. Seharusnya panitia tidak menunjukan keberpihakannya demngan tim mana pun, termasuk tim tuan rumah. Panitia harus fair. Jangan bersikap seperti seorang preman pasar,” timpal S Syahril, Media Officer (MO) Footballist FC.
Ketua Panitia penyelenggara turnaman ini sempat menawarkan penggantian wasit. Namun manajemen Fotballist FC sudah terlanjut kecewa. Sebab jika dilanjutkan pun percuma. Karena pemain, official dan pelatih sudah terlanjut kecewa. Situasi juga sudah tidak kondusif.
Kejuaraan Mini Soccer Bupati Cup yang diwarnai sejumlah insiden sudah berakhir Sabtu 20 Agustus 2022. Rafais FC akhirnya menjuarai turnamen ini. Di partai final Kompas FC tak berkutik. Tim asal Sungguminasa Gowa ini tak berkutik di partai puncak. Aksi-aksi keras dan kasar yang diperagakan ternyata tak mampu membawa mereka mengangkat tropi juara. (risal)