Tidak hanya atlet. Tiga pelatih senior Pertina Makassar juga diispapkan. Masing-masing Albert Lala’ar, Adullah Tabo dan Dufri Masihor. Nama terakhir merupakan mantan atlet tinju Indonesia peraih medali emas pada SEA Games 1997.
Selepas gantung sarung tinju, anggota TNI AD yang bertugas di Kodam XIV Hasanuddin ini melatih empat anaknya. Dua di antaranya yakni Josua Holy Masihor dan Abraham Masihor merupakan petinju andalan Kota Makassar.
Seperti ayahnya Josua dan Abraham selama ini punya prestasi yang cukupmentereng di kelasnya. Terakhir kakak beradik ini meraih medali emas di Porprov Sinjai – Bulukumba. Berkaca pada materi atlet yang dimiliki, Ketua Pertina Makassar M Mawing optimis atlet binannya bisa mendominasi di tim Pra PON Sulsel. ‘’Atlet kami sudah siap fisik dan mental. Saya yakin dari 11 atlet yang kami persiapakan semua bisa lolos,” tegas Tawing.
Tawing berkaca pada prestasi atlet binannya di sejumlah event yang diikuti baik lokal, regional maupun nasional. Holy, misalnya. Di kelas 54 Kg petinju muda yang akrab disapa Oy ini tidak hanya meraih medali emas. Ia juga dinobatkan sebagai petinju terbaik nasional pada Pra PON XX September 2019. Namun pada PON XX Papua petinju kelahirn 1999 ini hanya meraih medali perunggu setelah di babak penyisihan ia kalah dengan petinju pelatnas SEA Games asal Riau, Ingatan Illahi akibat cidera pada lengan kanannya.
Pada Pra PON XXI seri pertama yang akan berlagsung di Solo Juni 2023 cabor tinju akan mempertaqndingkan 20 kelas, 11 kelas putra dan sembilan kelas putri.(risal)
