INDONESIANupdate.id | DENGAN pengawalan KBRI, sekitar 7-10 mobil mengevakuasi para WNI di Kyiv. Mereka akan menempuh perjalanan panjang selama 24 jam. Star dari Kyiv, Ukraina, menuju ke Moldova, hingga tujuan akhir di Bucharest, Rumania.
Dengan berbekal beberapa tas yang hampir seluruhnya berisi obat-obatan, makanan kecil, serta berbagai kebutuhan dua anak mereka, Vanda dan Denny pun siap keluar dari Kyiv.
“Pas pergi pertama kali suasananya tuh, ya takut. Ketakutan, karena kan udah dibriefing. Jangan ini, jangan itu. Termasuk jangan nge-video-in keadaan sekitar begitu keluar dari pos. Supaya enggak disangka mata-mata Rusia. Jadi dari situ saja kita sudah tegang. Apalago suara tembakan enggak berhenti,” ujar Vanda.
Menurut Vanda, suasana di Kyiv pada hari evakuasi sangat sepi dibandingkan biasanya. Walau ada juga warga yang terlihat antre di apotek dan pasar daging dengan tertib dan tidak terlihat panik.
Vanda mengaku salut melihat warga antri tanpa ada rasa takut. Padahal, kata dia, dalam kondisi seperti itu bisa saja mereka didor.
‘’Tapi mereka antri dengan rapi untuk membeli makanan dan obat-obatan di supermarket dan apotik,” kata Vanda.
Perjalanan evakuasi lewat darat dari Kyiv, Ukraina menuju ke negara tetangga, Moldova juga dipenuhi ketegangan. Mulai dari melihat bangunan dan mobil-mobil yang hancur. Banyaknya tank yang lewat dan pengecekan berkala hingga lebih dari 10 kali. Itu terjadi setiap beberapa kilometer.
“Ada salah satu check point (saya lihat) sudah siap gitu. Sudah ada senapan. Ada yang masih ngopi-ngopi. Ada tentara beneran yang bawa senjata, ada yang pasukan relawan. Kita lagi macet karena ada tank lagi diangkut sama truk. Jadi kayak di film-film banget gitu,” cerita Denny.
Denny menambahkan, ia dan WNI yang lain juga diberi petunjuk oleh pihak KBRI sebelum perjalanan dimulai untuk selalu mengikuti perintah setiap dilakukan pengecekan.
“Kalau misalnya disuruh keluar, harus keluar. Jangan berisik atau jangan (menentang). Kalau disuruh tiarap, kita tiarap. Kalau dengar suara tembak-tembakan jangan panik. Tidak boleh teriak-teriak,” ujarnya.(sumber : voa/syah)