Ayu bersama puluhan pedagang tergabung dalam komunitas UMKM di Palu selalu meramaikan event yang di gelar di kotanya. “Kami ada puluhan pedagang yang tergabung dalam sebuah komunitas sesame pedagang UMKM. Setiap ada event kami menggelar tenant. Hasilnya lumayan. Bisa menghidupi keluarga kami,” kata Ayu.
Dia berharap di kota Palu sering-sering ada event berskala nasional. Karena itu jadi momentum bagi dia dan kawan-kawannya mendongkrak omzet.
Harapan yang sama juga datang dari Fuad, pedagang lainnya. Lelaki berkulit gelap berdarah Arab ini berjualan aneka kopi, nasi campur dan ayam goreng. Harganya pun terjangkau. Hanya Rp 15 – 20 ribu per porsi.
“Selama pelaksanaan Kejurnas Tinju ini Alhamdulillah pendapatan saya bertambah,” katanya.
Lonjakan penjualan sudah mulai terasa sejak hari kedua. Seperti Ayu, Fuad juga berharap event seperti ini sering-sering diadakan agar pedagang UMKM bisa lebih hidup.
Momen ini menjadi “musim panen” bagi Sebagian pedagang kuliner lokal dan jadi momentum Kebangkitan Ekonomi UMKM di Kota Palu. Akhirnya, selain atlet dari 18 provinsi mengejar prestasi di dalam gedung JCC, para pedagang UMKM di luar gedung pun mengais rejeki. Ini juga menjadi penggerak ekonomi rakyat kecil yang menggantungkan hidupnya dari sektor kuliner dan jasa. (asriel)







