Setelah terpilih, Indira berjanji akan membawa Perbasi di Makassar jauh lebih baik. Tapi, ia memberi syarat mutlak, tak ingin bekerja sendiri.
Sebagai istri seorang pemimpin, Indira tentu saja berpengalaman menghadapi banyak orang. Ia paham betul bagaimana mengelolah sebuah organisasi. Ia juga paham dengan karakter banyak orang. Itulah sehingga ia berpesan mengurus cabang olahraga harus benar-benar orang yang mau bekerja.
‘’Ini amanah. Insya Allah kita akan mengukir prestasi yang terbaik. Syaratnya, yang penting kompak. Karena ini adalah olahraga. Semua harus fair. Bersainglah secara sehat. Pengurusnya, benar-benar yang mau bekerja saja,” tegas Indira.
Ia juga tak ingin sekadar menjadi ketua, memenuhi kewajiban selama empat tahun dan tanpa target. ‘’Saya bekerja itu terukur. Harus ada target yang akan kita capai. Apalagi ini organsiasi cabor. Tentu kita mau lebih sempurna dari hasil sebelumnya,’’ tegas Indira.
Penegasan itu disampaikan Indira karena ia sadar betul ia bukanlah Ketua Cabor berlatar belakang seorang atlet. Ia butuh bantuan banyak pihak yang paham terkait tehnis cabor yang dipimpinnya.
‘’Saya bukan berlatar belakang atlet. Saya juga bukan dari pengurus cabor. Ini kali pertama saya diamanahkan mengurus cabor. Karena itu saya butuh super tim. Mari kita sama-sama bekerja. Tidak ada yang susah kalau kita saling bantu. Kita kompak untuk memajukan olahraga basket di Makassar dan Sulsel,’’ kata Indira.
Secara berkelekar Indira jauh-jauh hari sudah mempromosikan dirinya sebagai ketua Perbasi Makassar, meski belum terpilih. Tujuannya agar kolega dan mitra kerjanya bisa ikut membantu cabor Basket menuju prestasi terbaik yang ia harapkan.
‘’Banyakmi yang mau membantu Perbasi. Dari awal sebelum saya terpilh saya sudah perkenalkan diri gang. Saya bilang sama teman-teman, eh saya ini ketua Perbasi Makassar. Bantuka na,’’ ungkap Indira dengan logat Makassar yang kental.