Pelarangan Terhadap Kaum Ulama
Kaum Barat juga melarang ulama dan pemimpin beraktivitas. Pasalnya, tanpa para ulama, pengetahuan tidak dapat menyebar. Contohnya adalah pemennjaraan dan penyiksaan terhadap Muhammad Kamaluddin al-Sananirriy dan Abdul Mun’im Abu al-Fatah di Mesir.
Selain keduanya, ada pula pelarangan Haji Abdu Rahman Limbong ke Mekkah. Ada pula pembunuhan terhadap Hassan al-Banna (1948), Abd Qadir Audah (1954), dan Syed Qutb (1965).
Kegagalan administratif dan manajemen
Sejak Abad ke-11, kaum Barat meluncurkan pergerakan sekuler dan memaksa orang-orang menerima dan mengadopsi sistem sekuler tersebut dalam manajemen dan sistem administrasinya.
“Pergerakan itu bermaksud menyerahkan hal-hal tersebut ke sekelompok birokrat yang mendapat pendidikan sekuler. Menurut Yahaya (1998:199), kelompok tersebut dikenal sebagai birokrat yang mendapat pendidikan Inggris untuk memimpin dan mengatur negara,” kata mereka.
Pemisahan administrasi nasional dan urusan agama
Kebijakan Barat untuk memisahkan urusan negara dari agama dan adat dibuat lewat perjanjian antara penguasa Inggris dengan Islam pada Abad ke-19. Hal tersebut berpengaruh terhadap penyebaran ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Contoh nyatanya adalah sekularisasi di Turki, yang sebelumnya merupakan salah satu pusat peradaban Islam.
Pelarangan publikasi buku pengetahuan
Pemerintah kolonial juga membuat peraturan yang melarang publikasi buku pengetahuan. Contohnya di Malaysia, hal itu dibuat lewat kontrol atas penerbitan di Straits Settlements.