Ini Penyebab Peradaban Islam Runtuh

132
ILUSTRASI

INDONESIANUPDATE.ID | PERADABAN Islam pernah memimpin dunia dengan beragam inovasi sains. Wilayah kekuasaannya juga sangat luas. Namun runtuh termasuk karena serbuan militer asing hingga politik pecah belah.

Selama abad keemasan peradaban islam, sejumlah ilmuwan, filsuf, dan ahli pendidikan muncul dengan berbagai inovasi.

Kemunculan mereka membentang dari era Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rashidin, hingga pemerintahan dengan sistem kerajaan. Seperti Umayah, Abassiyah, Ottoman di Turki (Turki Usmani), Moghul di India, hingga Kesultanan Malaka dan Kerajaan Aceh.

Memasuki Abad ke-18 dan ke-19, peradaban Islam merosot digantikan dengan peradaban Eropa. Sejumlah pakar dari Faculty of Islamic Contemporary Studies, Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia, dalam makalah berjudul ‘The Weakness of the Islamic Civilization: The Causes and its Solution’ memaparkan alasan penurunan peradaban Islam tersebut.

Konflik Internal Muslim

Konflik internal muslim muncul karena perbedaan pemikiran di antara kelompok-kelompok Islam.

“Setelah terbunuhnya Khalifah Umar dan Usman, sebuah penyimpangan muncul dalam bentuk kemunculan sekte. Seperti Khawarij, Syi’ah Rafidha, dan Syi’ah Nashibah,” tulis para pakar.

Selama periode para sahabat, muncul aliran pemikiran Qadariyah dan Mu’tazilah di Basrah, serta Jahmiyyah dan Muhassimah di Khurasan.

Pada Abad 3, Khalifah al-Makmun memperkenalkan buku filosofi Yunani. Berkat buku tersebut, sejumlah kelompok menjadi cukup berani untuk mengutuk pemerintahan.

“Perpecahan menjadi semakin jelas lantaran ketidaksepahaman soal al-Quran, Sunnah, dan karakteristik Allah. Pertanyaan terkait Sunnah, surga-neraka serta dosa-dosa besar. Alhasil, fokus kepada bidang pengetahuan dan kemampuan lain menjadi terganggu,” tulisnya.

Penurunan moralitas dan sikap muslim

Dekadensi moral yang dipengaruhi peradaban Barat juga berperan dalam kemerosotan peradaban Islam.

Pengaruh itu muncul lewat beragam aktivitas seperti hiburan, seni, serta kebudayaan Barat yang negatif yang menumpulkan pikiran, tetapi diadopsi oleh generasi yang lebih muda sebagai perkembangan.

“Dekadensi moral itu diikuti oleh sikap kaum muslim yang mudah berpuas diri terhadap persaingan global dan ilmu pengetahuan. Strategi tersebut dengan cermat diatur dan dipantau oleh kekuatan Barat,” tulis para pakar.