Prestasi Dunia Kusuma Wardani
USAI mengunjungi sang juara Sarung Tinju Emas (STE) 2000, 2001, Kejurnas Tinju Senior 2001 itu, Ahmad Susanto melanjutkan lawatannya ke rumah Kusuma Wardani di Jl.Todupuli 22, Kecamatan Panakkukang.
Dibanding Dudding, kondisi Kusuma Wardani lebih memprihatinkan. Ibu anak satu putri ini tak lagi bisa berjalan. Atlet panahan peraih medali perak Olimpiade XXIV Seoul 1988 itu kini hanya bisa duduk di kursi roda karena stroke akibat penyumbatan pembuluh darah yang dideritanya.
Sebelumnya Wanita kelahiran 20 Februari 1964 itu sempat mendapat perawatan selama beberapa hari di Ruangan ICU Rumah Sakit (RS) Hermina Makassar, Sulawesi Selatan.
Kusuma Wardani pernah mengharumkam nama Indonesia di Olimpiade. Bersama Lilis Handayani dan Nurfitriyana, Kusuma Wardani sukses membawa pulang medali perak di ajang tersebut di nomor beregu putri.
Trio Srikandi ini tercatat menjadi penyumbang medali pertama bagi Kontingen Merah Putih di ajang pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia. Kisah suksesnya di Olimpiade diabadaikan dalam sebuah film layar lebar berjudul Toga Srikandi. Setelah 35 tahun berselang, Kusuma Wardani harus berjuang melawan sakit.
Olympian berusia 59 tahun itu menyambut Ahmad Susanto di ruang tamunya. Ia ditemani putri semata wayangnya, Amanda Fajriana yang juga menekuni olahraga panahan. Meneruskan bakat ibunya dan mendiang ayahnya, Adam Adjidji. Juga seorang atlet dan pelatih panahan.
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Kusuma Wardani. ‘’Ibu susah ngomong. Kadang juga sudah lupa dengan orang yang datang. Apalagi kalau sudah lama tidak ketemu,” ujar Amanda.