Reza Ali pernah membawa PSM menembus semifinal Liga Indonesia 2001/2002. Kala itu mayoritas pemain asal Sulsel jadi pilar utama. Diantaranya Syamsul Chaeruddin, Hamka Hamzah hingga kiper Samsidar.
Dia juga merasa prihatin dengan isu yang menghantam PSM saat ini. Mulai dari isu diterpa piutang miliaran, hingga gaji pemain yang dikabarkan telat. Berujung hengkangnya pemain yang dijuluki sang maestri yang juga kapten tim, William Jan Pluim ke Borneo FC. “Kalau saham PSM mau dijual, saya siap kelola PSM,” tegas Reza.
Bahkan Reza mengaku siap membangun sebuah stadion standar internasional. Reza Ali tidak hanya sekadar mengumbar wacana. Seperti yang dilakukan sebagian orang. ‘’Ada yang sudah menunjuk lokasi. Bahkan, katanya sudah ada anggarannya. Puluhan sampai ratusan milyar. Tapi ttidak terealisasi. Sampai sekarang,” ungkapnya.
Diam-diam Reza Ali membangun sebuah Gedung Olahraga (GOR) di atas lahan pribadinya seluas 4.400 meter persegi di Jl AP Pettarani, Makassar. GOR itu menggunakan uang pribadi. Tanpa bantuan dari siapapun.
Hanya butuh 100 hari GOR itu selesai. Setelah itu langsung dimanfaatkan untuk Kejuaraan Nasional Tinju Babak Kualifikasi Pra PON XXI. Diikuti 36 provinsi di Indonesia.
Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Sulawesi Selatan yang dinakhodai putra Reza Ali yakni Harpen Reza Ali ditunjuk oleh Pengurus Pusat Pertina menjadi tuan rumah. Menggantikan Solo, kota yag dipimpin Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, yang mundur jadi tuan rumah. Alasannya tidak ada anggaran.
Harpen Reza Ali mengambil alih. Pelaksanaan Pra PON Tinju menghabiskan anggaran puluhan miliyaran rupiah. Tak ada bantuan dari manapun. Semua ditanggung oleh Reza Ali dan anaknya, Harpen Reza Ali.
Dia juga menyatakan siap membangun stadion standar. Tapi dengan syarat, hak pengelolaan stadion diberikan selama 40 tahun.
‘’Soal stadion, jangan bergantung ke pemerinta. Seharunya menjadi tanggungjawab manajemen PSM. Kalau tidak sanggup, ya tinggal bilang,’’ ujarnya.
Reza Ali mengingatkan PSM adalah tim tertua di indonesia. Bahkan di Asia. ‘’Punya sejarah panjang. Bahkan saya bisa katakan kakek moyangnya klub di Indonesia. Bahkan di Asia. Sangat disayangkan jika terus dibiarkan terpuruk seperti saat ini,” cetus Reza.
Soal stadion yang sampai hari ini tidak dibangun-bangun baik oleh Pemerintah Provinsi Sulsel maupun Pemkot Makassar, menurut Reza tak perlu jadi persoalan.
Reza Ali berharap Bosowa sebagai pemilik PT PSM berinisiatif membangun stadion berstandar FIFA. ‘’Kalau soal dana, kita bisa kolaborasi. Saya kira banyak yang mau,’’ katanya.
Bagi Reza Ali, stadion itu banyak kegunaanya. Bisa juga dimanfaatkan oleh cabor lain untukpembinaan dan prestasi. Bisa juga digunakan untuk even-event lainnya. Saya rasa tidak rugi bangun stadion,’’ ujarnya.(risal)