Home NEWS Pelatih PSM Pertanyakan Klub yang tak Mau Lepas Pemain untuk Timnas

Pelatih PSM Pertanyakan Klub yang tak Mau Lepas Pemain untuk Timnas

Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares.(FOTO: SRI SYAHRIL)

INDONESIANUPDATE.ID | Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares mempertanyakan adanya klub di Indonesia yang menahan pemainnya untuk bergabung di Timnas Indonesia. Berbeda dengan sikap PSM yang mengikhlaskan pemainnya demi membela merah putih.

”Kenapa aturannya berbeda kepada mereka waktu pemain PSM dipanggil,” tanya Tavares.

Pelatih kelahiran Portugal itu mengaku mengikhlaskan pemainnya bergabung di timnas meski tenaga mereka sangat dibutuhkan. ”Kita memberikan langsung pemain kita. Tapi ada yang bisa menyimpan pemain mereka,” ungkap Bernardo Tavares.

PSSI memang memanggil sejumlah pemain bergabung di timnas U-20 untuk Training Camp (TC) persiapan Piala Asia U-20 2023. Di antaranya pemain Persija, Cahya Supriadi, Alfriyanto Nico, Muhammad Ferarri, dan Dony Tri Pamungkas. Lalu, ada juga tiga pemain dari Persib Bandung yakni Kakang Rudianto, Robi Darwis, dan Ferdiansyah. Sementara dari PSM Makassar, Sulthan Zaky dan Dzaky Asraf.

Pelatih kelahiran 2 Mei 1980 itu juga menyoroti tidak adanya komunikasi dari tim teknis timnas. Sehingga pelatih dan klub tidak mengerti bagaimana kondisi pemain saat mengikuti TC di timnas.

“Inilah yang penting. Selama ini saya tidak ada komunikasi sedikit pun dengan tim teknis dari timnas. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka lakukan dan apa program mereka,” katanya.

Dia mencontohkan saat tiga pemainnya yang pernah dipanggil timnas yakni Ricky Pratama, Rafli Asrul, dan Edgar Amping. Bernardo Tavares mengaku tidak tahu perkembangan pemainnya itu selama di timnas.

“Rafli, Ricky, dan Edgard Amping, di beberapa pertandingan awal musim tenaganya tidak bisa kita gunakan. Kita juga tidak tau apa perkembangan mereka,” keluhnya.

Padahal menurut dia semestinya timnas melakukan komunikasi dengan klub asal pemain. Sehingga klub bisa memantau perkembangan pemain mereka. Dia lalu memberikan contoh, saat menjadi pelatih di Finlandia. Ada pemain U-19 yang dipanggil timnas.

”Tim teknis memberikan data perkembangan pemain selama mengikuti pelatihan di timnas. Memberikan data-data sistem GPS yang biasa dipasang di dada mereka. Apa program mereka. Apa yang mereka makan selama di Timnas. Ini bisa kita cek perkembangan ini,” jelas Bernardo Tavares.(risal)

Exit mobile version