Berprestasi, Tapi tak Diapresiasi oleh KONI Makassar
Satu-satunya petinju Sulsel yang harus turun dari ring dengan kekalahan yakni Andini. Ia terpaksa mengubur mimpinya melaju ke babak selanjutnya pada kelas 45-48 Kg. Dia kalah angka dari petinju putri andalan Jawa Barat, Jesika Umbas.
Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengprov Pertina) Sulsel Harpen Reza Ali memberi apresiasi dan bangga dengan hasil yang telah dicapai oleh ketiga atlet binaannya. Khususnya kepada Abraham dan Febi.
‘’Untuk Andini, tetap semangat. Jangan putus asa. Usianya juga masih muda. Baru 19 tahun. Ini juga pengalaman pertama dia tampil di PON. Masih ada waktu untuk terus berlatih dan menjadi yang terbaik,” kata putra tokoh olahraga nasional asal Makassar, A Reza Ali, ini memberi semangat kepada atlet binananya itu.
Hal senada dikatakan Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Pertina Makassar Muh Tawing. Dari tiga petinju yang naik ring di hari pertama, dua di antaranya atlet binaan Pertina Makassar. Keduanya yakni Abraham dan Andini.
Selain itu masih ada lima atlet asal Makassar yang belum naik ring. Masing-masing Josua Holy Masihor (51-54 Kg) Ariel Sharon Latuheru, kelas 54 – 57 Kg, Muh Ricky Pratama, kelas 60 – 63,5 Kg, Jhon Yambe, kelas 75 – 80 Kg dan Hindriwati Haer – kelas 52 – 54 Kg.
‘’Ini bukti pembinaan cabor tinju sangat baik di Makassar. Apalagi Makassar menyumbang tujuh dari 12 atlet tinju Sulsel yang lolos PON XXI Aceh-Sumut 2024. Saya yakini di PON kali ini atlet-atlet kami bisa membuktikan menjadi yang terbaik di kelasnya,” kata Tawing.
Di sisi lain Tawing sangat menyayangkan perhatian KONI Kota Makassar yang sama sekali tidak mengapresiasi prestasi yang telah diraih oleh atlet binaanya. Padahal anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Kota Makassar sangat berlimpah.
‘’Ini yang kami sesali. Karena KONI Kota Makassar benar-benar tidak mengapresiasi prestasi kami. Padahal anggaran yang dikelolah cukup banyak,” timpal Sekretaris Pengkot Pertina Makassar, Sri Syahril.
Dia berharap agar Kejaksaan Negeri (Kejari) Makassar benar-benar mengusut penggunaan puluhan milyar anggaran KONI Kota Makassar. (risal)